Ustadz Syatori Ajak Dalami Rasa Sabar dan Syukur

Ustadz Syatori

Pada Sabtu, 23 Maret 2025, Masjid Mardliyyah Islamic Center mengadakan ceramah menemani waktu ngabuburit menjelang berbuka, bersama dengan tema yang dibawakan, yakni: “Sabar dan Syukur dalam Ujian Hidup: Kunci Ketenangan Hati dalam Menghadapi Ujian Hidup”. Kajian ini disampaikan oleh Ustadz Syatori Abdul Rauf, Lc. selaku Pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswi Darush Shalihah Yogyakarta. Beliau menelaah bagaimana lika-liku mendatangkan kesabaran dan rasa syukur di kehidupan sehari-hari. 

Ustadz Syatori menjelaskan bahwa sabar merupakan ketenangan jiwa yang memberi kita hidup lebih hakiki daripada sebatas hati. Melanjut dari perkataan sebelumnya, sumber dari ketenangan jiwa ialah sabar dan syukur.

Beliau menjelaskan bahwa sabar terkait dengan musibah, yakni bersyukur dengan menjadikan musibah sebagai kesempatan beramal baik. Sabar akan terhitung dari bagaimana amal baik yang dilakukan setelah mendapat musibah, seperti memaafkan orang yang telah menghina, atau melapangkan hati dan berikhtiar setelah kehilangan uang.

Sementara itu, beliau menjelaskan syukur itu terkait dengan nikmat, dengan beliau mengatakan “Bersyukur agar nikmat yang dimiliki tidak digunakan hanya untuk senang-senang atau disia-siakan.” beliau melanjutkan bahwa lawan dari rasa syukur ialah kufur, yakni menggunakan nikmat Allah untuk melakukan hal yang dibenci dan dimurkai oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Dari hadist tersebut beliau mengungkap, “Tidak ada kekayaan yang lebih berharga dalam hidup manusia melebihi Rahmat Allah.” Beliau juga menjelaskan bahwa kaya tanpa rahmat Allah layaknya suatu malapetaka.

Ustadz Syatori selanjutnya menjelaskan terkait keadaan jiwa, bahwa jiwa bisa menjadi kaya dengan Rahmat Allah. Beliau berkata, “Sebaiknya hidup dimanifestasikan dengan orang-orang yang jiwanya penuh dengan rahmat-Nya, maka dari harta di dalamnya ada Rahmat Allah, maka akan digunakan untuk sesuatu yang baik-baik.” menyimpulkan dari kutipan hadist shahih berikut:

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

“Bukanlah kaya itu karena banyaknya harta, tetapi yang namanya kaya adalah kaya Jiwa…” (HR. Bukhari Muslim: 6446)

Ustadz Syatori menjelaskan kepada jamaah sekalian bahwa sekabikan merupakan semua amal baik yang bisa mengundang hadirnya rahmat Allah. Dengan begitu, beliau berkata “Orang yang miskin jiwanya, semudah apapun amal kebaikan menjadi sulit untuk dilakukan, mengatakan wajar untuk sesuatu yang tidak wajar, dan mengatakan yang tidak wajar adalah wajar.”

Beliau menelirik dari orang-orang yang melakukan keburukan dengan merendahkan orang lain, dimana sebenarnya mereka-lah yang sedang merendahkan dirinya sendiri. Beliau mengutip dari salah satu ayat Al-Qur’an Fussilat ayat 34.

Ayat ini menjelaskan dari reaksi yang sebaik-baiknya dari suatu kejahatan dengan cara yang lebih baik. Beliau pun berpesan, “Apapun bentuk keburukan orang harus jadi jalan surga bagi saya, tapi jangan sampai jadi jalan neraka bagi dia.” (Monica Nasywa: Tim Redaksi RBM 1446 H)

Anda sekalian dapat melihat siaran langsung di sini

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Scroll to Top